Inilah hasil penemuan sorang insinyur asal Swedia, Andreas Hammar, yang punya ide gila. Dia memutar otak untuk menciptakan sebuah mesin yang bisa mengubah keringat menjadi air segar yang bisa diminum. Dan, berhasil.
Secara prinsip, mesin khusus itu bekerja dengan memutar dan memanaskan pakaian yang basah kuyup karena keringat. Kemudian keringat menguap pada membran khusus yang bertujuan menyaring molekul air saja.
â??Mesin menggunakan teknik yang disebut penyulingan membran,â?? ujar Hammar, dikutip BBC, Jumat 19 Juli 2013.
â??Kami menggunakan zat pokok yang sedikit seperti Gortex. Gortex hanya memungkinkan uap air lewat tapi mengeluarkan bakteri, garam, serat pakaian, dan lainnya,â?? tambahnya.
Hammar mengatakan, bagian penting dari mesin keringat itu adalah komponen pemurni air baru yang dikembangkan sebuah perusahaan lokal HVR bekerja sama dengan Royal Institute of Technology Swedia.
Ia menambahkan, mesin itu memiliki kemampuan yang sama dengan mesin ruang angkasa internasional (ISS) dalam mengolah urin astronot. â??Tapi, mesin kami lebih murah pembuatannya,â?? ujarnya.
1 T-shirt = 1 teguk air
Berapa banyak jumlah air yang dihasilkan mesin? Hammar menjelaskan, itu tergantung seberapa banyak keringat yang dihasilkan seseorang. Sebagai gambaran untuk keringat satu T-shirt, biasanya menghasilkan 10 ml air. â??Itu kira-kira seteguk saja,â?? tambahnya.
Mesin itu telah diuji coba pada gelaran Piala Gothia, sebuah turnamen sepakbola muda internasional terbesar di dunia. Hammar mengatakan, mesin itu telah digunakan oleh 1.000 orang di Gothenburg, Swedia, Senin lalu saat diluncurkan.
Uniknya lagi, cairan yang dihasilkan mesin itu disebutkan lebih bersih dari air kran lokal.
Manfaat mesin itu disambut positif berbagai kalangan. Mattias Ronge, kepala eksekutif biro iklan asal Stockholm, Deportivo, mengatakan mesin telah membantu meningkatkan kesadaran UNICEF. Tapi sayang, mesin masih punya keterbatasan.
â??Orang-orang belum menghasilkan keringat sebanyak yang diharapkan, kebetulan cuaca di sini sedang buruk (dingin),â?? kata Ronge.
Untuk itu, pihaknya tidak putus asa. Akhirnya, mereka pun memanfaatkan mesin itu di tengah pengalaman bersepeda. Dan ternyata antusiasmenya sangat tinggi.
Kendati demikian, untuk menghasilkan air minum yang lebih besar butuh keringat yang lebih banyak. Dan satu lagi, mesin ini tidak diproduksi secara massal.
Konteks pembuatan mesin itu adalah untuk memenuhi kebutuhan UNICEF yang mengampanyekan air bersih. Fakta menunjukkan 780 juta orang di dunia kekurangan akses air bersih.
Secara prinsip, mesin khusus itu bekerja dengan memutar dan memanaskan pakaian yang basah kuyup karena keringat. Kemudian keringat menguap pada membran khusus yang bertujuan menyaring molekul air saja.
â??Mesin menggunakan teknik yang disebut penyulingan membran,â?? ujar Hammar, dikutip BBC, Jumat 19 Juli 2013.
â??Kami menggunakan zat pokok yang sedikit seperti Gortex. Gortex hanya memungkinkan uap air lewat tapi mengeluarkan bakteri, garam, serat pakaian, dan lainnya,â?? tambahnya.
Hammar mengatakan, bagian penting dari mesin keringat itu adalah komponen pemurni air baru yang dikembangkan sebuah perusahaan lokal HVR bekerja sama dengan Royal Institute of Technology Swedia.
Ia menambahkan, mesin itu memiliki kemampuan yang sama dengan mesin ruang angkasa internasional (ISS) dalam mengolah urin astronot. â??Tapi, mesin kami lebih murah pembuatannya,â?? ujarnya.
1 T-shirt = 1 teguk air
Berapa banyak jumlah air yang dihasilkan mesin? Hammar menjelaskan, itu tergantung seberapa banyak keringat yang dihasilkan seseorang. Sebagai gambaran untuk keringat satu T-shirt, biasanya menghasilkan 10 ml air. â??Itu kira-kira seteguk saja,â?? tambahnya.
Mesin itu telah diuji coba pada gelaran Piala Gothia, sebuah turnamen sepakbola muda internasional terbesar di dunia. Hammar mengatakan, mesin itu telah digunakan oleh 1.000 orang di Gothenburg, Swedia, Senin lalu saat diluncurkan.
Uniknya lagi, cairan yang dihasilkan mesin itu disebutkan lebih bersih dari air kran lokal.
Manfaat mesin itu disambut positif berbagai kalangan. Mattias Ronge, kepala eksekutif biro iklan asal Stockholm, Deportivo, mengatakan mesin telah membantu meningkatkan kesadaran UNICEF. Tapi sayang, mesin masih punya keterbatasan.
â??Orang-orang belum menghasilkan keringat sebanyak yang diharapkan, kebetulan cuaca di sini sedang buruk (dingin),â?? kata Ronge.
Untuk itu, pihaknya tidak putus asa. Akhirnya, mereka pun memanfaatkan mesin itu di tengah pengalaman bersepeda. Dan ternyata antusiasmenya sangat tinggi.
Kendati demikian, untuk menghasilkan air minum yang lebih besar butuh keringat yang lebih banyak. Dan satu lagi, mesin ini tidak diproduksi secara massal.
Konteks pembuatan mesin itu adalah untuk memenuhi kebutuhan UNICEF yang mengampanyekan air bersih. Fakta menunjukkan 780 juta orang di dunia kekurangan akses air bersih.